Pada tulisan saya sebelumnya, 6 Tahapan Belajar Jualan Online, ada riset di tahap pertama. Kenapa riset ditempatkan pada langkah awal? Seberapa penting riset memegang peranan di dunia internet marketing? Kita ulas sedikit di tulisan ini.
Bisnis online dan bisnis offline sebenarnya tidak jauh berbeda polanya. Hanya berbeda di metode, alat bantu, dan bentuk pelaksanaannya. Jika mau berbisnis offline perlu dilakukan beberapa riset, maka begitu juga jika kita hendak memulai dan menyeriusi bisnis online.
Ada beberapa keuntungan sekaligus alasan kenapa kita perlu melakukan riset. Apa saja? Silahkan lanjut membaca.
#1. MEMINIMALISIR KERUGIAN
Pada suatu sesi kelas Riset Online & Social Media Marketing, ada seorang peserta yang bercerita kepada saya. Intinya adalah dia asal memilih sebuah produk untuk dipasarkan yang dari sisi perhitungan keuntungan nampak cukup menggiurkan.
Peserta ini kemudian bercerita bahwa awal dia jualan online, performa penjualan produk ini sangat bagus. Sehingga ia pun dengan percaya diri memutuskan untuk mengambil stok produk sejumlah tertentu yang nilainya cukup lumayan. Harapannya tentu keuntungan yang didapat juga semakin besar.
Ternyata yang terjadi tidak seperti yang diharapkan. Penjualan yang diperkirakan semakin bagus dan membaik justru malah berkurang bahkan semakin turun drastis, tepat sesudah dia menyetok produk. Akhirnya yang terjadi, stok menumpuk dan tidak laku. Ia pun menjadi galau.
Kegalauan ini diungkapkannya di kelas. Iseng saya coba melakukan riset sederhana saat itu. Saya menduga ada ada perubahan tren pencarian atau permintaan terhadap produk ini. Utak atik laptop sebentar dengan beberapa alat bantu riset online, ternyata dugaan saya benar. Tren produknya sedang turun.
Sebenarnya langkah yang diambil peserta ini sudah benar. Bisnis onlinenya dilakukan bertahap, tidak ujug-ujug main ambil stok.
Test pasar dulu dengan dropship. Ketika pasar dirasa bagus, baru lanjut stok. Sayangnya, dia tidak melakukan riset. Andaikata riset dilakukan lebih dahulu, tentu sudah bisa diprediksi bagaimana trend kebutuhan terhadap produk ini. Jika memang penjualan sedang bagus namun trennya sedang berbalik arah dan semakin turun, lebih baik tetap dropship.
#2. RED OCEAN vs BLUE OCEAN
Ada dua jenis persaingan di dalam pemasaran atau pun penjualan sebuah produk, baik offline maupun online. Persaingan yang berdarah-darah (red ocean) atau persaingan yang mudah alias minim kompetitor (blue ocean). Setiap penjual atau pebisnis bebas menentukan mau bermain di area mana. Namun yang perlu diingat, setiap pilihan punya strateginya masing-masing.
Saya pribadi, lebih suka mencari produk yang tipe blue ocean alias belum banyak kompetisinya. Karena minim kompetisi, maka usaha yang dilakukan pun tidak sekeras produk yang kompetisinya berdarah-darah. Inilah yang sebenarnya cocok untuk pemula. Dan dengan riset, kita bisa menemukan produk tipe blue ocean ini.
Contoh produk yang pernah saya temukan adalah bor biopori.
Pemainnya di dunia online hampir tidak ada. Tingkat kebutuhannya cukup lumayan, mengingat di Indonesia sering hujan dan sering banjir. Bor biopori menghadirkan solusi meminimalisir masalah tersebut, jika dilakukan secara berjamaah.
Hasilnya, ketika gerakan “Sejuta Biopori” digaungkan, ledakan permintaan terhadap produk ini pun terjadi. Orderan beratus-ratus pcs bor biopori kami terima. Sekali order rata-rata lebih dari 1 pcs, karena memang biasanya yang memesan kelompok atau komunitas tertentu, bahkan instansi pemerintah tertentu. Asik kan, kalau menemukan produk seperti ini?
#3. CEPAT MENGHASILKAN PROFIT
Alasan ketiga ini yang biasanya paling disukai oleh para penjual atau pebisnis online pemula. Kalau bisa, selain minim modal, waktu untuk mendapatkan hasil juga dipersingkat dan hasilnya juga besar.
Mengutip dari salah satu guru internet marketing saya, Pak Agus Piranhamas, ada 3 syarat untuk cepat banjir order dan mendapatkan profit melimpah. Apa saja?
- Produk unik dan spesifik.
- Minim kompetisi.
- Ada pasar onlinenya.
Bor biopori yang saya pasarkan bersama-sama dengan tim di Surabaya adalah hasil riset untuk memenuhi ketiga persyaratan ini. Hasilnya pun alhamdulillah. Apakah ada produk-produk lain di luaran sana selain bor biopori yang memenuhi tiga persyaratan ini? Banyak! Dan bayangkan jika Anda sudah bisa menemukan satu saja. Dan bayangkan juga jika Anda adalah saya, yang memiliki ilmu riset. Apa ngga hijau itu mata, karena melihat peluang ada dimana-mana.
Oiya, saya ingin menekankan pada poin ketiga dari tiga syarat banjir order, yaitu ada pasar onlinenya. Intinya adalah kita bukan bermain dengan menciptakan pasar, karena itu butuh waktu lama. Anda harus konsisten mengedukasi pasar hingga merasa butuh produk kita. Bisa sih, tapi butuh waktu lama.
Namun, bukan juga pasar yang sudah lama terbentuk. Ini sudah pasti red ocean.
Maka kita ambil jalan tengahnya yaitu, pasarnya ada, namun pemain (kompetitornya) masih sedikit. Sehingga bila pasar diibaratkan sepotong kue, maka kita masih bisa menikmati potongan kue dalam jumlah besar karena yang makan kue masih sedikit. Bagaimana menemukan pasar yang begini? Ya jawabannya adalah RISET ONLINE.
“Mas Arief, misalkan kita sudah riset, terus ketemu produk yang bagus. Ketika dipasarkan booming. Nah, saat booming pasti banyak yang akan ikut-ikutan jualan produk itu. Lama-lama jadi berdarah-darah. Kalau sudah begitu bagaimana Mas?” tanya salah satu peserta di kelas riset.
Saya yakin sebagian dari Anda punya pertanyaan serupa. Agar tulisan ini tidak semakin panjang, mungkin lebih enak kalau saya posting pada tulisan berikutnya.
Sementara itu, silahkan mulai dipikirkan bahkan diriset. Apakah produk yang sudah dipasarkan selama ini sudah bagus performa penjualannya dan memenuhi tiga syarat banjir order?
Atau kah yang baru berencana menjual produk tertentu, produknya sudah memenuhi tiga syarat banjir order?
Ilmu dulu baru aksi. Riset dulu, baru jualan. Dengan RISET, orderan jadi TERTARGET, omset pun JETSET!
Semoga bermanfaat.
Salam,
Arief Maulana
Rektor Riset – Universitas Riset Online
EmoticonEmoticon